![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4EXOBbbj6ckaIr-jXVxHGipBAwCVh1r89VKcmLcYLUtwQALsklKgeJ2jzai3FWcPLUV3aCl8ErbPDY3DsvxtxR9g0DzL_Osk6LCqaymm7KcWVuXKuHIwNn_0U8IMxDZwVpvZ6wQk8ZUY/s320/page.jpg)
PENDAHULUAN
Kartografi membahas mengenai hakekat pemetaan, definisi kartografi dan peta sebagai media komunikasi, klasifikasi peta, konsep dan metode kartografi, skala peta, sistem proyeksi peta, generalisasi, simbolosasi, komposisi peta, penempatan dan penulisan nama-nama geografi, dasar-dasar konstruksi peta, dan dasar-dasar pembacaan peta.
Topografi dan Toponimi menjelaskan mengenai pengertian peta topografi, pengertian peta turunan, pengertian peta tematik, spesifikasi peta topografi, teknik pembuatan peta topografi,penyajian garis miring/penggambaran relief pada peta topografi, revisi peta topografi, pokok-pokok permasalahan tentang nama-nama geografi untuk keperluan peta yang meliputi : batasan,pengertian, koleksi data di lapangan, nama-nama geografi secara nasional, standadisasi, sistem penulisan exonymims, gazzetters, dan beberapa contoh pemecahan masalah-masalah tentang nama-nama geografis
1. Latar Belakang
Sarana dan prasarana pembelajaran di berbagai sekolah di Indonesia tidaklah seragam, khususnya untuk daerah pedesaan, ketersediaan buku-buku masih dirasa kurang memadai. Apalagi buku-buku terbitan baru. Memang era sekarang ini media internet dapat menjembatani kelangkaan buku-buku baru tersebut, namun tidak semua daerah bisa dan mampu mengaksesnya.
Buku yang berisi materi kartografi dengan contoh gambar/peta yang aktual untuk tingkat mahasiswa masih sangat terbatas dan kalaupun ada buku itu sudah ketinggalan (out of date), terutama setelah diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi di SMA yang mana mahasiswa harus lebih banyak pengayaannya.. Dalam rangka memenuhi kebutuhan buku Kartografi tingkat mahasiswa itulah buku ini disusun dengan materi diiperbanyak pada contoh-contoh gambar/peta.
2. Tujuan
Buku ini disusun dengan tujuan:
a. Membantu penyediaan buku kartografi untuk tungkat mahasiswa
b. Memberikan materi pengetahuan peta dengan contoh-contoh gambar/peta.
c. Sebagai media pengayaan bagi guru SMA dalam menambah wawasan suatu bahasan Kartografi.
3. Ruang Lingkup
Materi buku ini meliputi bahasan:
a. Bab I Peta
b. Bab II Tata Koordinat
c. Bab III Proyeksi Peta
d. Bab IV Atlas
e. Bab V Globe
BAB I PETA
1. Pengertian Peta
Tujuan Kartografi ialah mengumpulkan dan menganalisis data serta pengukuran-pengukuran dari variasi pola permukaan bumi dan menyajikannya secara grafis dengan skala diperkecil sehingga elemen dari pola tadi dapat ditampilkan dengan jelas terlihat.
Peta adalah gambaran konvensional pola-pola permukaan bumi yang dilihat dari atas dan padanya ditambahkan tulisan-tulisan untuk identifikasi (Raisz, 1970).
Peta adalah: (a) alat ilmiah yang tepat digunakan untuk berbagai penelitian dan beberapa aplikasi teknik, (b) suatu bentuk komunikasi grafis (Robinson dan Sale., 1965).
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada suatu bidang datar dengan menggunakan skala tertentu (Gunawan, T., dkk., 2004).
Peta (map) berasal dari bahasa Yunani “mappa”, artinya taplak atau kain penutup meja. Pada awalnya peta hanya menggambarkan kenampakan nyata yang ada di permukaan bumi. Sejalan dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan, saat ini peta digunakan pula untuk menggambarkan hal-hal yang bersifat abstrak dan benda angkasa.
Peta adalah gambaran objek yang diseleksi dan diperkecil, harus digambarkan pada bidang datar (kertas) dengan proyeksi tertentu. Objek tersebut dapat berupa kenampakan atau data tentang permukaan bumi atau benda angkasa.
Dalam penggambaran, unsur-unsur digambarkan dalam bentuk simbul-simbul. Ukuran objek diperkecil dengan menggunakan skala.
2. Fungsi dan Manfaat Peta
Peta berfungsi memberikan informasi kepada pembacanya mengenai:
a. Letak relatif suatu daerah terhadap daerah lainnya di permukaan bumi. Letak dapat dibedakan seperti: letak astronomis, letak geografis, dan letak administrasi.
b. Ukuran wilayah, misalnya: jarak (panjang), lebar dan luas wilayah, isi atau volume waduk, volume tanah yang harus digali, dan arah atau sudut.
c. Kondisi fisik dan non-fisik suatu daerah, misalnya jumlah penduduk, kepadatan bangunan, dan sebagainya.
d. Sebagai alat bantu penelitian lapangan, operasi militer, jelajah alam, dan sebagainya..
Kartografi membahas mengenai hakekat pemetaan, definisi kartografi dan peta sebagai media komunikasi, klasifikasi peta, konsep dan metode kartografi, skala peta, sistem proyeksi peta, generalisasi, simbolosasi, komposisi peta, penempatan dan penulisan nama-nama geografi, dasar-dasar konstruksi peta, dan dasar-dasar pembacaan peta.
Topografi dan Toponimi menjelaskan mengenai pengertian peta topografi, pengertian peta turunan, pengertian peta tematik, spesifikasi peta topografi, teknik pembuatan peta topografi,penyajian garis miring/penggambaran relief pada peta topografi, revisi peta topografi, pokok-pokok permasalahan tentang nama-nama geografi untuk keperluan peta yang meliputi : batasan,pengertian, koleksi data di lapangan, nama-nama geografi secara nasional, standadisasi, sistem penulisan exonymims, gazzetters, dan beberapa contoh pemecahan masalah-masalah tentang nama-nama geografis
1. Latar Belakang
Sarana dan prasarana pembelajaran di berbagai sekolah di Indonesia tidaklah seragam, khususnya untuk daerah pedesaan, ketersediaan buku-buku masih dirasa kurang memadai. Apalagi buku-buku terbitan baru. Memang era sekarang ini media internet dapat menjembatani kelangkaan buku-buku baru tersebut, namun tidak semua daerah bisa dan mampu mengaksesnya.
Buku yang berisi materi kartografi dengan contoh gambar/peta yang aktual untuk tingkat mahasiswa masih sangat terbatas dan kalaupun ada buku itu sudah ketinggalan (out of date), terutama setelah diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi di SMA yang mana mahasiswa harus lebih banyak pengayaannya.. Dalam rangka memenuhi kebutuhan buku Kartografi tingkat mahasiswa itulah buku ini disusun dengan materi diiperbanyak pada contoh-contoh gambar/peta.
2. Tujuan
Buku ini disusun dengan tujuan:
a. Membantu penyediaan buku kartografi untuk tungkat mahasiswa
b. Memberikan materi pengetahuan peta dengan contoh-contoh gambar/peta.
c. Sebagai media pengayaan bagi guru SMA dalam menambah wawasan suatu bahasan Kartografi.
3. Ruang Lingkup
Materi buku ini meliputi bahasan:
a. Bab I Peta
b. Bab II Tata Koordinat
c. Bab III Proyeksi Peta
d. Bab IV Atlas
e. Bab V Globe
BAB I PETA
1. Pengertian Peta
Tujuan Kartografi ialah mengumpulkan dan menganalisis data serta pengukuran-pengukuran dari variasi pola permukaan bumi dan menyajikannya secara grafis dengan skala diperkecil sehingga elemen dari pola tadi dapat ditampilkan dengan jelas terlihat.
Peta adalah gambaran konvensional pola-pola permukaan bumi yang dilihat dari atas dan padanya ditambahkan tulisan-tulisan untuk identifikasi (Raisz, 1970).
Peta adalah: (a) alat ilmiah yang tepat digunakan untuk berbagai penelitian dan beberapa aplikasi teknik, (b) suatu bentuk komunikasi grafis (Robinson dan Sale., 1965).
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada suatu bidang datar dengan menggunakan skala tertentu (Gunawan, T., dkk., 2004).
Peta (map) berasal dari bahasa Yunani “mappa”, artinya taplak atau kain penutup meja. Pada awalnya peta hanya menggambarkan kenampakan nyata yang ada di permukaan bumi. Sejalan dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan, saat ini peta digunakan pula untuk menggambarkan hal-hal yang bersifat abstrak dan benda angkasa.
Peta adalah gambaran objek yang diseleksi dan diperkecil, harus digambarkan pada bidang datar (kertas) dengan proyeksi tertentu. Objek tersebut dapat berupa kenampakan atau data tentang permukaan bumi atau benda angkasa.
Dalam penggambaran, unsur-unsur digambarkan dalam bentuk simbul-simbul. Ukuran objek diperkecil dengan menggunakan skala.
2. Fungsi dan Manfaat Peta
Peta berfungsi memberikan informasi kepada pembacanya mengenai:
a. Letak relatif suatu daerah terhadap daerah lainnya di permukaan bumi. Letak dapat dibedakan seperti: letak astronomis, letak geografis, dan letak administrasi.
b. Ukuran wilayah, misalnya: jarak (panjang), lebar dan luas wilayah, isi atau volume waduk, volume tanah yang harus digali, dan arah atau sudut.
c. Kondisi fisik dan non-fisik suatu daerah, misalnya jumlah penduduk, kepadatan bangunan, dan sebagainya.
d. Sebagai alat bantu penelitian lapangan, operasi militer, jelajah alam, dan sebagainya..
Gambar 1. Contoh Fungsi Peta
3. Konsep Pemetaan
Untuk dapat melakukan penggambaran peta yang benar, harus diketahui terlebih dahulu konsep pemetaan.
Konsep pemetaan ialah bagaimana dapat menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi yang bentuknya melengkung itu ke bidang datar yang disebut peta dengan mendekati kebenaran yaitu dengan distrosi sekecil-kecilnya.
Untuk penggambaran tersebut pasti dijumpai kesulitan, karena bidang asli yang akan digambar (bola/globe) berbeda dengan bidang yang digunakan untuk menggambar (kertas/peta). Bola bumi/globe merupakan bangun tiga dimensi, sedangkan kertas/peta merupakan bangun dua dimensi. Ini dapat dibayangkan apabila seseorang ingin mendatarkan kulit jeruk yang melengkung. Tanpa adanya kerutan dan sobekan pada kulit jeruk itu, tidak akan mungkin diperoleh kulit jeruk yang datar. Kerutan dan sobekan itulah yang menyebabkan terjadinya distorsi. Distorsi yang timbul dalam proyeksi peta mungkin berupa distorsi jarak, sudut, yang dapat mengakibatkan terjadinya distorsi luas, dan bentuk.
Gambar 2. Konsep Pemetaan
4. Klasifikasi
Peta
Berdasarkan jenis informasi yang dikandung, peta dapat dibedakan menjadi:
4.1. Peta Umum
a. Peta Topografi dan atau Peta Rupabumi
Peta topografi adalah peta yang isinya mengutamakan gambaran kebenaran dari keadaan permukaan bumi. Kebenaran penggambarannya meliputi jenis objek, lokasi, jarak, luas dan arah, demikian pula dengan peta rupabumi. Kedua peta ini berisi bermacam-macam data yang digambarkan dalam satu lembar tertentu. Data-data yang terdapat dalam peta topografi/rupabumi antara lain:
1. grid (lintang dan bujur)
2. pola aliran sungai (bila ada sungai)
3. relief
4. nama-nama geografi
5. batas wilayah administrasi (propinsi, kabupaten atau kota, dan kecamatan)
6. bentuk perhubungan (jalan raya dan rel kereta api)
7. permukiman
8. data lain, misalnya hutan, rawa, sawah, dan tanah kosong (bila ada)
Contoh: Tata letak/lay-out peta rupabumi
Berdasarkan jenis informasi yang dikandung, peta dapat dibedakan menjadi:
4.1. Peta Umum
a. Peta Topografi dan atau Peta Rupabumi
Peta topografi adalah peta yang isinya mengutamakan gambaran kebenaran dari keadaan permukaan bumi. Kebenaran penggambarannya meliputi jenis objek, lokasi, jarak, luas dan arah, demikian pula dengan peta rupabumi. Kedua peta ini berisi bermacam-macam data yang digambarkan dalam satu lembar tertentu. Data-data yang terdapat dalam peta topografi/rupabumi antara lain:
1. grid (lintang dan bujur)
2. pola aliran sungai (bila ada sungai)
3. relief
4. nama-nama geografi
5. batas wilayah administrasi (propinsi, kabupaten atau kota, dan kecamatan)
6. bentuk perhubungan (jalan raya dan rel kereta api)
7. permukiman
8. data lain, misalnya hutan, rawa, sawah, dan tanah kosong (bila ada)
Contoh: Tata letak/lay-out peta rupabumi
Gambar
3. Lay-out Peta Rupabumi
Contoh: Peta Rupabumi
Gambar
4. Peta Rupabumi
i
b. Peta korografi, menggambarkan daerah luas, negara, atau benua pada skala kecil (Atlas termasuk peta jenis ini).
c. Peta-peta dunia
4.2. Peta Tematik (peta khusus)
Peta tematik adalah peta yang isinya mengutamakan penggambaran objek tertentu. Sebagai contoh adalah peta tanah, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta kepadatan penduduk, peta curah hujan dan lain-lain.
Kenampakan objek lain pada peta tematik hanya berfungsi menambah informasi, sehingga memudahkan si pengguna dalam membaca peta tersebut. Saat ini peta-peta tematik banyak dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan praktis diberbagai bidang pembangunan.
b. Peta korografi, menggambarkan daerah luas, negara, atau benua pada skala kecil (Atlas termasuk peta jenis ini).
c. Peta-peta dunia
4.2. Peta Tematik (peta khusus)
Peta tematik adalah peta yang isinya mengutamakan penggambaran objek tertentu. Sebagai contoh adalah peta tanah, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta kepadatan penduduk, peta curah hujan dan lain-lain.
Kenampakan objek lain pada peta tematik hanya berfungsi menambah informasi, sehingga memudahkan si pengguna dalam membaca peta tersebut. Saat ini peta-peta tematik banyak dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan praktis diberbagai bidang pembangunan.
Gambar
5. Beberapa Peta Tematik
Salah satu jenis peta tematik ialah peta teknis, yaitu peta yang bersifat teknis dan digunakan sebagai pedoman untuk pelaksanaan proyek pembangunan. Peta ini merupakan peta yang berskala besar, lebih besar dibanding jenis peta lain. Sebagai contoh adalah peta kontur, peta rencana jalan, peta pembangunan perumahan, dan lain-lain.
Contoh: analisis kemiringan lereng/gradien dari peta kontur
Gambar 6. Profil Penampang Melintang
Gambar 7. Profil Penampang Melintang
Gambar 8. Gradien Lereng
5. Simbol Peta
Fungsi simbul pada peta adalah untuk mengganti atau mewakili objek yang digambarkan pada peta. Dalam penggambaran peta, penempatan simbol ini diusahakan benar lokasinya. Simbol peta yang baik adalah yang mudah dikenal dan mudah digambar.
Simbol peta dapat diklasifikasikan menurut bentuk dan sifatnya. Simbol menurut bentuknya terdiri dari simbol: titik, garis dan luasan/area. Sedangkan menurut sifatnya, ada simbol kualitatif, dan ada yang kuantitatif. Pemilihan bentuk dan sifat simbol yang dipilih tergantung pada jenis data yang akan digambarkan pada peta. Data statistik umumnya digambar dengan simbol kuantitatif (seperti pada peta-peta statistik).
Bagaimana objek permukaan bumi digambarkan pada peta ?
1. Objek digambarkan dengan simbol tertentu
2. Bentuk permukaan bumi digambarkan dengan proyeksi peta
3. Detil informasi objek ditentukan oleh skala
4. Jenis informasi digambarkan berdasarkan tema
Dalam peta rupabumi, objek permukaan bumi dikelompokkan atas :
Detil 1: Bangunan dan unsur buatan manusia
Detil 2: Infrastruktur Transportasi atau Perhubungan
Detil 3: Topografi dan Relief
Detil 4: Batas Administrasi baik alam maupun buatan
Detil 5: Vegetasi (Penggunaan Lahan)
Detil 6: Hidrografi atau unsur perairan
Detil 7: Toponimi atau nama geografi
Fungsi simbul pada peta adalah untuk mengganti atau mewakili objek yang digambarkan pada peta. Dalam penggambaran peta, penempatan simbol ini diusahakan benar lokasinya. Simbol peta yang baik adalah yang mudah dikenal dan mudah digambar.
Simbol peta dapat diklasifikasikan menurut bentuk dan sifatnya. Simbol menurut bentuknya terdiri dari simbol: titik, garis dan luasan/area. Sedangkan menurut sifatnya, ada simbol kualitatif, dan ada yang kuantitatif. Pemilihan bentuk dan sifat simbol yang dipilih tergantung pada jenis data yang akan digambarkan pada peta. Data statistik umumnya digambar dengan simbol kuantitatif (seperti pada peta-peta statistik).
Bagaimana objek permukaan bumi digambarkan pada peta ?
1. Objek digambarkan dengan simbol tertentu
2. Bentuk permukaan bumi digambarkan dengan proyeksi peta
3. Detil informasi objek ditentukan oleh skala
4. Jenis informasi digambarkan berdasarkan tema
Dalam peta rupabumi, objek permukaan bumi dikelompokkan atas :
Detil 1: Bangunan dan unsur buatan manusia
Detil 2: Infrastruktur Transportasi atau Perhubungan
Detil 3: Topografi dan Relief
Detil 4: Batas Administrasi baik alam maupun buatan
Detil 5: Vegetasi (Penggunaan Lahan)
Detil 6: Hidrografi atau unsur perairan
Detil 7: Toponimi atau nama geografi
Gambar 9. Simbol Bangunan/Kantor
Gambar 10. Simbol Perhubungan
Gambar 11. Simbol Tumbuhan
Gambar 12. Simbol Perairan
Gambar 14. Simbol titik untuk kenampakan topografi
6. Skala Peta
Skala Peta adalah perbandingan antara jarak di lapangan dengan jarak di peta.
Sebagai contoh :
Jarak sebenarnya antara Jakarta – Bogor adalah 50 km.
Pada peta skala 1 : 100.000, maka jarak antara kedua kota tersebut adalah :
1 cm di peta = 100.000 cm atau 1 km di lapangan, Maka 50 km di lapangan = 50 cm di peta.
Berdasarkan skalanya peta dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
1. Peta kadaster (peta teknis) yaitu peta yang berskala > 1 : 5. 000
2. Peta skala besar, yaitu peta yang berskala 1 : 5. 000 – 1 : 250. 000
3. Peta skala sedang, yaitu peta yang berskala 1 : 250. 000 – 1 : 500. 000
4. Peta skala kecil, yaitu peta yang berskala 1 : 500. 000 – 1 : 1. 000. 000
5. Peta geografis, yaitu peta yang berskala < 1 : 1. 000. 000
Skala Peta adalah perbandingan antara jarak di lapangan dengan jarak di peta.
Sebagai contoh :
Jarak sebenarnya antara Jakarta – Bogor adalah 50 km.
Pada peta skala 1 : 100.000, maka jarak antara kedua kota tersebut adalah :
1 cm di peta = 100.000 cm atau 1 km di lapangan, Maka 50 km di lapangan = 50 cm di peta.
Berdasarkan skalanya peta dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
1. Peta kadaster (peta teknis) yaitu peta yang berskala > 1 : 5. 000
2. Peta skala besar, yaitu peta yang berskala 1 : 5. 000 – 1 : 250. 000
3. Peta skala sedang, yaitu peta yang berskala 1 : 250. 000 – 1 : 500. 000
4. Peta skala kecil, yaitu peta yang berskala 1 : 500. 000 – 1 : 1. 000. 000
5. Peta geografis, yaitu peta yang berskala < 1 : 1. 000. 000
Gambar 15 a. Pengaruh skala terhadap kedetilan objek
Gambar 15 b. Pengaruh skala terhadap kedetilan objek
Skala merupakan perbandingan jarak
tertentu pada peta dengan jarak itu di
lapangan. Umumnya penempatan skala peta diletakan tepat di bawah judul peta dengan ukuran lebih kecil. Skala peta dapat dinyatakan dalam 3 cara, yaitu:
- Skala angka (numerical scale) atau skala pecahan:
Contoh:
….. Skala 1 : 100.000 (artinya setiap 1 cm di peta mewakili 100.000 cm atau 1 km dilapangan)
- Skala inch – mile
Contoh:
Skala 1 inch : 10 mile (artinya setiap 1 inch di peta mewakili 10 mile atau 10 x 63.360 inch = 633.660 inch di lapangan).
- Skala grafis (graphic scale), yaitu skala yang digambar dalam bentuk
garis yang dibagi dalam unit-unit yang sama panjang.
Contoh:
lapangan. Umumnya penempatan skala peta diletakan tepat di bawah judul peta dengan ukuran lebih kecil. Skala peta dapat dinyatakan dalam 3 cara, yaitu:
- Skala angka (numerical scale) atau skala pecahan:
Contoh:
….. Skala 1 : 100.000 (artinya setiap 1 cm di peta mewakili 100.000 cm atau 1 km dilapangan)
- Skala inch – mile
Contoh:
Skala 1 inch : 10 mile (artinya setiap 1 inch di peta mewakili 10 mile atau 10 x 63.360 inch = 633.660 inch di lapangan).
- Skala grafis (graphic scale), yaitu skala yang digambar dalam bentuk
garis yang dibagi dalam unit-unit yang sama panjang.
Contoh:
(artinya setiap satu segmen yang panjangnya 1 cm
mewakili jarak 1 km)
7. Produk Kartografi
Produk kartografi dapat diujudkan dalam berbagai bentuk. Adapun macam
macam produk kartografi adalah sebagai berikut:
a. Sketsa adalah gambar keadaan suatu wilayah sempit dalam bentuk garis besar dan memuat sedikit informasi. Faktor kebenaran ukuran dan bentuk obyek tidak diutamakan.
Gambar 16. Contoh Sketsa
b. Peta adalah gambaran suatu objek
tertentu pada bidang datar, yang digambar dengan memperhitungkan kebenaran
ukuran, kedudukan, proyeksi, dan arah mata angin (peta ini biasa disebut peta
garis).
c. Peta timbul atau peta relief adalah gambaran suatu wilayah yang diujudkan dalam bentuk 3 dimensi, sehingga bentuk-bentuk relief wilayah tersebut nampak.
c. Peta timbul atau peta relief adalah gambaran suatu wilayah yang diujudkan dalam bentuk 3 dimensi, sehingga bentuk-bentuk relief wilayah tersebut nampak.
Gambar 17. Contoh Peta Relief
d. Maket atau miniatur adalah gambaran
suatu wilayah yang diujudkan dalam bentuk 3 dimensi, yang biasanya berskala
besar dan menggambarkan daerah sempit serta kenampakannya detil dan
mirip dengan objek aslinya (padanya ditambahkan model-model objek yang ada
sepeti: rumah, pohon, mobil, dsb.)
Gambar 18. Contoh maket atau miniatur
e. Atlas adalah buku yang berisi peta-peta
negara dan disertai diagram, gambar, data statistik, uraian penjelasannya dan
berwarna.
f. Peta digital dan atau Ortofoto, yaitu peta hasil teknik penginderaan dari udara atau luar angkasa. Pada peta digital/foto tidak terjadi seleksi objek karena semua kenampakkan di lapangan yang tidak tertutup objek lain akan terekam. Dengan demiikian simbul peta juga tidak dijumpai. Pada peta digital/foto sering ditambahkan keterangan nama-nama jalan, nama kota atau nama tempat. Peta yang merupakan hasil teknik penginderaan jauh dan belum dikoreksi kesalahannya disebut citra. Contoh: citra satelit Multi Spektral Scanner (MSS), citra Thematic Mapper (TM), citra inframerah thermal, citra Ikonos dan sebagainya.
f. Peta digital dan atau Ortofoto, yaitu peta hasil teknik penginderaan dari udara atau luar angkasa. Pada peta digital/foto tidak terjadi seleksi objek karena semua kenampakkan di lapangan yang tidak tertutup objek lain akan terekam. Dengan demiikian simbul peta juga tidak dijumpai. Pada peta digital/foto sering ditambahkan keterangan nama-nama jalan, nama kota atau nama tempat. Peta yang merupakan hasil teknik penginderaan jauh dan belum dikoreksi kesalahannya disebut citra. Contoh: citra satelit Multi Spektral Scanner (MSS), citra Thematic Mapper (TM), citra inframerah thermal, citra Ikonos dan sebagainya.
Gambar 19. Peta foto
g. Globe adalah gambaran wilayah permukaan
bumi dalam bentuk bola. Jadi globe bukan merupakan peta, tetapi model
dari bola bumi.
BAB II TATA KOORDINAT
1. Koordinat Pada Permukaan Bumi
BAB II TATA KOORDINAT
1. Koordinat Pada Permukaan Bumi
Gambar 20. Busur lintang dan bujur
Koordinat pada permukaan bumi dinyatakan
sebagai koordinat geografi yaitu besarnya sudut busur yang diukur dari pusat
bumi.
Busur lingkaran-lingkaran yang digambar memotong ekuator dari kutub ke kutub disebut meredian. Menurut kesepakatan internasional, meredian 0 atau meredian utama (prime meredian) ialah meredian yang melalui Royal Observatory Greenwich, London.
Jarak lengkung di sebelah utara dan selatan ekuator yang diukur sepanjang suatu meredian disebut lintang (latitude). Busur 90 derajat antara ekuator dan kedua kutub ditandai dengan lingkaran-lingkaran yang sejajar dengan ekuator dan masing-masing sama jaraknya dan lingkaran itu semakin kecil ke arah kutub, dan disebut garis-garis paralel. Garis-garis meredian dan paralel itu merupakan sistem grid yang dipakai untuk menentukan posisi tempat (titik) di permukaan bumi.
Berawal dari meredian utama (Greenwich) ke arah timur sampai 180º dinamai bujur timur (BT). Dari meredian utama (Greenwich) ke arah barat sampai 180º disebut bujur barat (BB),
Sehubungan dengan penggambaran peta, permukaan bumi dibedakan menjadi:
a. Bidang Permukaan Fisik Bumi
Ialah suatu bidang seperti kita lihat sehari-hari dengan bentuk yang tidak beraturan, ada gunung, lembah, dan dataran.
b. Bidang Geoide
Ialah suatu bidang equipotensial dari gravitasi dengan bentuk tidak berarturan.
c. Bidang Ellipsoid (bidang Spheroid)
Ialah suatu bidang geometrik yang beraturan dan mirip bentuknya dengan bidang geoide. Bidang ini dipilih sebagai bidang hitung yang merupakan bidang perantara untuk memindahkan lengkungan bola bumi ke bidang peta dan biasanya disebut sebagai bidang referensi/acuan.
Busur lingkaran-lingkaran yang digambar memotong ekuator dari kutub ke kutub disebut meredian. Menurut kesepakatan internasional, meredian 0 atau meredian utama (prime meredian) ialah meredian yang melalui Royal Observatory Greenwich, London.
Jarak lengkung di sebelah utara dan selatan ekuator yang diukur sepanjang suatu meredian disebut lintang (latitude). Busur 90 derajat antara ekuator dan kedua kutub ditandai dengan lingkaran-lingkaran yang sejajar dengan ekuator dan masing-masing sama jaraknya dan lingkaran itu semakin kecil ke arah kutub, dan disebut garis-garis paralel. Garis-garis meredian dan paralel itu merupakan sistem grid yang dipakai untuk menentukan posisi tempat (titik) di permukaan bumi.
Berawal dari meredian utama (Greenwich) ke arah timur sampai 180º dinamai bujur timur (BT). Dari meredian utama (Greenwich) ke arah barat sampai 180º disebut bujur barat (BB),
Sehubungan dengan penggambaran peta, permukaan bumi dibedakan menjadi:
a. Bidang Permukaan Fisik Bumi
Ialah suatu bidang seperti kita lihat sehari-hari dengan bentuk yang tidak beraturan, ada gunung, lembah, dan dataran.
b. Bidang Geoide
Ialah suatu bidang equipotensial dari gravitasi dengan bentuk tidak berarturan.
c. Bidang Ellipsoid (bidang Spheroid)
Ialah suatu bidang geometrik yang beraturan dan mirip bentuknya dengan bidang geoide. Bidang ini dipilih sebagai bidang hitung yang merupakan bidang perantara untuk memindahkan lengkungan bola bumi ke bidang peta dan biasanya disebut sebagai bidang referensi/acuan.
Gambar 21. Bidang datum
2. Koordinat Peta
Gambar 22. Koordinat peta
Gambar 23. Pembagian zona pada proyeksi UTM
Gambar 24. Pembacaan koordinat pada proyeksi UTM
BAB III PROYEKSI PETA
1. Pendahuluan
Proyeksi peta yang ideal ialah proyeksi yang tidak mengalami distorsi jarak, sudut, luas dan bentuk, sehingga keadaan asli permukaan bumi tergambar sama persis dengan peta. Jarak di peta sama dengan jarak di lapangan atau equidistant. Sudut/arah di peta sama dengan arah/sudut di lapangan atau sama bentuk (conform). Luas di peta sama dengan luas di lapangan atau sifatnya equalarea. Namun keadaan ideal ini tidak akan dapat dipenuhi oleh suatu proyeksi peta manapun. Jadi distorsi tidak dapat dihilangkan, hanya dapat dikurangi saja .
Proyeksi peta tidak lain adalah teknik memindahkan bidang lengkung permukaan bumi ke bidang datar yang berupa peta.
Tujuan pokok suatu proyeksi peta adalah menggambarkan bentuk bola bumi/globe ke bidang datar yang disebut peta dengan distorsi sekecil mungkin. Seperti telah dijelaskan di bagian depan, untuk mencapai ketiga syarat ideal suatu proyeksi adalah hal yang tidak mungkin, dan untuk mencapai suatu syarat saja untuk menggambarkan seluruh muka bumi juga merupakan hal yang tidak mungkin. Yang mungkin dipenuhi ialah salah satu syarat saja dan itupun hanya untuk sebagian dari permukaan bumi. Suatu kompromi atau jalan tengah antara syarat-syarat di atas bisa diambil, guna memungkinkan membuat kerangka peta yang meliputi wilayah yang lebih luas.
Gambar 25. Macam-macam bidang proyeksi peta
Dengan adanya kompromi, maka timbul
bermacam-macam proyeksi yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan
sesuai dengan tujuan penggambaran peta.
2. Macam-macam Proyeksi Peta
2. Macam-macam Proyeksi Peta
Proyeksi peta dapat dibedakan sebagai
berikut:
a. Menurut bidang proyeksinya
b. Menurut posisi bidang proyeksinya
c. Menurut sifat distorsinya
d. Menurut letak titik pusat
proyeksinya.
Gambar 26. Proyeksi bidang datar dan silinder
a. Menurut Bidang Proyeksinya
§ Proyeksi Azimuthal/zenithal/planar bila bidang
proyeksinya berupa bidangdatar.
§ Proyeksi silinder bila bidang proyeksinya berupa
silinder atau tabung
§ Proyeksi kerucut bila bidang proyeksinya berupa
kerucut atau cone.
b. Menurut Posisi Bidang Proyeksinya
Terhadap Bola Bumi
§ Proyeksi tegak atau normal, jika garis karakteristik
bidang proyeksi berimpitdengan sumbu bola bumi.
§ Proyeksi melintang atau
transversal atau equatorial, bila garis karakteristik bidang
proyeksi berpotongan tegak lurus dengan umbu bola bumi.
§ Proyeksi oblique atau miring, bila garis karakteristik
bidang proyeksinya membentuk sudut lancip dengan sumbu bola bumi.
c. Menurut Sifat Distorsinya
§ Proyeksi ekuidistan, bila jarak di permukaan bumi sama
dengan jarak di peta menurut skalanya.
§ Proyeksi konform, bila sudut/bentuk di permukaan bumi
sama dengan bentuk di peta.
§ Proyeksi ekuivalen, bila luas di permukaan bumi sama
dengan luas di peta setelah diskalakan.
d. Menurut Posisi Pusat Proyeksi
§ Proyeksi Gnomonis, bila pusat bola bumi merupakan
pusat sumber proyeksi.
§ Proyeksi Stereografis, bila pusat sumber proyeksi
terletak pada titik dipermukaan bumi.
§ Proyeksi Ortografis, bila pusat sumber proyeksi
berasal atau terletak di tempat yang sangat jauh tidak terhingga sehingga
garis-garis proyeksi dianggap sejajar.
3. Memilih Proyeksi Peta
Dalam memilih proyeksi peta harus
diperhatikan tujuan atau maksud pembuatan peta tersebut, serta unsur mana
yang sangat dituntut bagi kepentingan pemakai peta. Sebagai contoh:
1.
Untuk keperluan pelayaran/navigasi:
harus dipilih proyeksi konform yang atau sama bentuk.
2.
Untuk para ahli ekonomi, geografi, untuk
menggambarkan data statistik dan menunjukkan penyebaran: pilih proyeksi
ekuivalen/sama luas.
3.
Untuk keperluan penerbangan yang
mementingkan kondisi jarak yang benar, haris dipilih proyeksi ekuidistan/sama
jarak.
4.
Untuk mengetahui letak dan bentuk
daerah: misalnya letak Indonesia membujur di dekat equator, sebaiknya dipilih
proyeksi silinder. Letak Chili melintang searah dengan meridian dan terletak
di hemisfera selatan, dapat menggunakan proyeksi kerucut.
Indonesia sekarang ini penggambaran peta
rupabumi menggunakan proyeksi Universal Transvers Mercator (UTM).
4. Proyeksi Universal Transvers Mercator (UTM)
Proyeksi Transverse Mercator merupakan
proyeksi silinder berposisi ekuatorial/transvers, sering disebut dengan
proyeksi UTM.
a. Ciri-cirinya
§ Bidang proyeksinya silinder.
§ Sumbu silinder tegak lurus pada sumbu bumi.
§ Bidang silinder memotong bola bumi pada dua garis
meredian dan garis-garis meredian itu dinamakan meredian standar.
§ Meredian standar diproyeksikan sama jaraknya pada bidang
silinder.
§ Bola bumi dibagi dalam zone-zone yang tiap zone
lebarnya 6° dan dibatasi oleh meredian.
§ Tiap zone diproyeksikan pada satu bidang silinder.
§ Ukuran tiap zone adalah lebar 6° dan 8°.
§ Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone/daerah/lembar.
b. Keuntungan
§ Sudut-sudut pada permukaan bumi konform.
§ Satu bagian zone derajat dengan ukuran 6 ° x 8° sama
dengan 665 km x 885 km
§ Dapat dipakai untuk pembuatan peta penerbangan.
c. Kerugian
§ Karena pembesaran jarak dan konvergensi meredian, maka
unsur ini harus diperhatikan dalam perhitungan.
§ Walaupun satu bagian derajat meliputi daerah luas akan
tetapi masih dibutuhkan hitungan-hitungan pemindahan bagian derajat, jadi tidak
praktis.
§ Konvergensi meredian pada jarak 15 km maksimum dapat
mencapai lebih kurang 150 meter.
Gambar 27. Posisi silinder pada proyeksi UTM
BAB
IV ATLAS
1. Definisi
1. Definisi
Atlas berasal dari bahasa Yunani “Atlas”
yang berarti “dewa penopang bumi”. Dalam ilmu pemetaan (kartografi) atlas
merupakan kumpulan bermacam-macam peta yang disusun dengan simbul, tulisan, dan
bahasa yang sama. Walaupun terdiri beberapa peta, tetapi sebenarnya atlas itu
bukan peta. Atlas itu berupa buku yang berisi bermacam-macam peta yang
dilengkapi dengan diagram, gambar, data statistik, dan uraian penjelasannya dan
berwarna.
2.
Jenis dan Penggunaan Atlas
Menurut jenisnya atlas dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
a. Atlas Nasional
Atlas nasional adalah atlas yang dibuat
secara nasional oleh suatu negara tertentu. Atlas ini berisi tentang data,
gambar-gambar, pulau-pulau, dan wilayahnegara yang bersangkutan.
b. Atlas Dunia
Atlas dunia adalah atlas yang dibuat untuk
menggambarkan keadaan wilayah seluruh dunia, yang meliputi Benua Asia, Afrika,
Eropa, Amerika, Australia, dan Antartika.
c. Atlas Semesta
Atlas semesta adalah atlas yang dibuat
untuk menggambarkan keadaan alam semesta, yang meliputi tata surya, galaksi,
satelit, bintang, benda angkasa, dan sebagainya.
Seperti halnya peta, atlas memiliki
kegunaan antara lain:
a. Sebagai sumber ilmu pengetahuan
b. Merupakan sumber data geografis
3. Mencari Informasi Dari Atlas
Informasi dalam atlas dapat dicari
melalui: index, daftar isi, garis lintang, dan garis bujur/meredian.
1).Index nomor peta, yaitu nomor peta
untuk membantu pemakai peta mencari letak suatu tempat. Contoh: 19 C
6, 19 menunjukan halaman tempat itu berada, C menunjukan baris
(lintang) pada halaman itu, dan 6 adalah kolom (bujur) pada halaman itu.
2) Daftar Isi
Daftar isi berisi tentang urutan atlas
lengkap dengan halamannya. Daftar isi berguna sebagai petunjuk bagi pengguna
peta.
Contoh: daftar isi Atlas Nasional secara
berturut-turut berisi tentang kata pengantar, peta Indonesia, pulau-pulau Indonesia,
kota-kota besar di tiap pulau dan sebagainya.
3) Garis Lintang dan bujur
Garis lintang adalah garis-garis khayal
bumi pada peta yang melintang arah timur-barat. Garis lintang disebut juga
garis paralel. Adapun garis-garis lintang istimewa bumi adalah:
a). Garis lintang 0° (garis ekuator/garis
katulistiwa) yang membagi bumi menjadi
dua bagian utara dan selatan.
b). Garis 231/2°
LU dan LS merupakan garis balik peredaran semu tahunan matahari.
c). Titik lintang 90° merupakan titik
kutub.
Garis bujur adalah garis khayal bumi pada
peta yang membujur dari kutub utara ke kutub selatan. Garis bujur disebut juga
garis meredian. Garis bujur berguna untuk pembagian daerah waktu.
BAB
V GLOBE
1. Definisi
1. Definisi
Istilah globe berasal dari bahasa latin
“globess” yang berarti “bulatan” atau “bola”. Globe digunakan untuk menunjukan
bola bumi dan bola langit (planet). Secara khusus globe merupakan suatu model
(miniatur) dari bumi yang berbentuk bola dan dapat diputar pada porosnya
seperti bumi kita ini dibuat dengan skala tertentu.
Seorang sarjana bangsa Yunani
bernama Crates pada tahun ± 400 S.M berpendapat bumi berbentuk bulat seperti
bola. Hal itu kemudian dibuktikan oleh ekspedisi Magellans pada tahun 1522 yang
mengelilingi bumi dengan armada lautnya. Tetapi sebenarnya bentuk bumi tidaklah
bulat sempurna seperti sebuah bola, melainkan agak pipih di kedua
kutubnya yang kemudian disebut bentuk elipsoida (Elip) atau spheroida.
Beberapa sarjana, antara lain: Bessel,
Hayford, dan Everest telah memperhitungkan secara matematis ukuran-ukuran bumi
dan menyatakan garis tengah bumi dari kutub ke kutub lebih pendek dari pada
garis tengah ekuator bumi. Oleh karena perbedaan panjang garis tengah tadi,
maka bumi berbentuk elipsoida. Berbagai elipsoida digunakan dalam pemetaan. Tiap-tiap
elipsoida ditentukan oleh parameter sumbu panjang dan sumbu pendek bumi yang
disebut dengan bilangan kepipihan (Flattened = f).
Hasil dari pengamatan para sarjana
menunjukan bilangan pemipihan yang berbeda-beda seperti terlihat pada tabel
berikut
Tabel Ukuran Jari-jari Bumi
No
|
Elipsoida
|
R
equatorial (km)
|
R polar
(km)
|
Pemipihan
(f)
|
1
|
Bessel
|
6377,397
|
6356,078
|
1/299,2
|
2
|
Hayford
|
6378,388
|
6356,917
|
1/297
|
3
|
Everest
|
6377,276
|
6356,075
|
1/300,8
|
Gambar 28. Jari-jari kutub dan ekuator bumi
Atas dasar tabel tersebut di atas dapat
dilihat pemipihan di daerah kutub-kutub bumi kecil sekali yaitu kurang
1/300 atau 0,003; maka orang awam menyatakan bumi itu berbentuk bulat seperti
bola.
Globe digunakan untuk meletakkan
tempat-tempat dalam keterkaitan yang tepat antara satu tempat dengan tempat
ainnya. Untuk menempatkan posisi tempat-tempat tersebut dilihat garis-garis
artifisial/tambahan, yang berdasarkan kesepakatan internasional, dan dilukiskan
dalam globe itu dalam kaitannya dengan kutub bumi (kutub geografis, bukan kutub
magnet bumi)
Sumbu bumi adalah pusat bumi berputar atau
berotasi dengan arah putaran negatif (berlawanan dengan arah jarum jam).
Tempat-tempat di Bujur Timur mempunyai
waktu lokal lebih awal dari pada waktu Greenwich (Greenwich Mean Time = GMT),
sedangkan yang terletak di Bujur Barat lebih lambat dari GMT. Setiap 15 derajat
perbedaan meredian waktunya berbeda 1 jam. Kedua garis meredian 180° BT dan
180° BB berimpit di tengah-tengah Samudera Pasifik di sebelah barat Polenisia.
Di situlah terletak Garis Batas Tanggal Internasional. Seseorang yang melintasi
garis itu ke arah timur harus menghitung sekali lagi tanggal yang sama.
Sebaliknya yang melintasi ke arah barat harus meloncati/melewatkan 1 hari dari
tanggal ketika ia melintasi garis batas tersebut.
2.
Sejarah dan Sifat Globe
Globe pertama dibuat oleh Martin Behaim di Nuremberg, Jerman pada tahun 1492, merupakan
perkiraan bentuk bumi yang paling mendekati keadaan sebenarnya dengan skala
diperkecil. Globe tersebut dibuat dengan konsep Ptolemy sehingga benua Amerika belum tergambar. Adapun globe
yang paling terkenal pada masa-masa itu ialah globe buatan Johannes Schoner, juga dari Nuremberg. Dua dari globenya yang bertahun
1515 dan 1520 menggambarkan selat Amerika Selatan, meskipun Magellan belum
melakukan pelayaran dan pemetaan ke daerah itu.
Pada setiap globe, garis tengah dan
luasnya berbanding langsung dengan garis tengah dan luas permukaan bumi
sebenarnya. Dengan globe dapat digambarkan secara tepat jarak (equidistant),. luas(equivalent),
arah dan bentuk (conform) dengan
cara terbaik, yaitu mendekati keadaan sebenarnya, walaupun dengan skala yang
diperkecil.
Sebagai alat peraga untuk pengajaran
geografi, globe mempunyai beberapa keunggulan, yaitu akurat dalam melukiskan
muka bumi, jarak yang equidistant. luas yang equivalent serta interrelasi
antara satu tempat dengan tempat-tempat yang lain, seperti misalnya masalah
iklim (angin topan, badai, hujan, dan lain-lain). Namun demikian globe
mempunyai kekurangan juga, yaitu bentuknya yang tidak mudah diringkas
untuk dibawa (tidak portable) dan hanya baik untuk memberikan gambaran globe.
Untuk itu saling melengkapi antara globe, atlas, dan peta memang hal yang
paling baik.
3.
Penggunaan Globe
Globe sangat baik untuk menggambarkan
kenampakan bumi. Bentuk fisik yang bulat dapat menggambarkan bumi mirip seperti
aslinya. Dicantumkannya garis lintang dan bujur membantu pembaca untuk
membayangkannya. Oleh karena itu globe memiliki kedudukan yang tidak kalah
penting dibanding dengan peta dan atlas.
Sebagai model bumi, globe dibuat mirip
dengan keadaan bumi sesungguhnya. Kedudukan atau posisi kecondongan globe yang
sebesar 661/2°
sama dengan kecondongan bumi terhadap bidang ekliptika. Ekliptika adalah garis
lingkar peredaran semu matahari mengelilingi bumi yang ditempuh selama satu
tahun (sebenarnya bumi yang beredar mengelilingi matahari). Antara bidang
ekliptika dan bidang ekuator langit membentuk sudut 231/2°.
Globe mempunyai banyak manfaat, karena
dapat digunakan sebagai alat ukur untuk:
a. Menggambarkan dan memproyeksikan
daerah-daerah di bumi yang mengalami gerhana dan proses terjadinya gerhana
bulan dan gerhana matahari.
b. Mengetahui perbedaan waktu berbagai
tempat di bumi dengan pertolongan garis bujur.
c. Mengetahui perbedaan iklim matahari
dengan pertilingan garis lintang.
d. Menggambarkan letak garis lintang,
garis bujur, garis ekuator, letak kutub utara dan kutub selatan, letaj bujur
180°, dan letak benua-benua pada globe. Sebenarnya Garis-garis ini tidak
terdapat pada bumi kita, tetapi garis-garis ini diperlukan karena sangat
membantu dalam mempelajari letak kenampakan geografis bumi.
4.
Mencari Informasi Dari Globe.
Globe dapat memberikan informasi dengan
baik karena:
a. Bentuk dan posisinya mirip dengan bumi
yang sesungguhnya.
b. Dilengkapi dengan garis lintang
dan garis bujur. Garis-garis ini sangat menolong bagi pembaca globe.
Beberapa informasi yang dapat diperoleh
dari globe antara lain:
a. Luas daerah, negara, benua dan laut.
b. Waktu terjadinya pergantian musim
c. Letak astronomis maupun geografis
berbagai tempat di muka bumi
Globe kurang praktis dan membingungkan
untuk kepentingan pejelajahan bumi, misalnya: pelayaran, penerbangan, dan
perjalanan darat. Oleh karena itu mereka sering diubah menjadi peta, dengan
cara menggunting globe menjadi beberapa lembar kecil dan diletakkan secara
mendatar.
Pengubahan globe menjadi peta
tersebut masih merepotkan. Untuk itu para ahli pemetaan berusaha mencari
cara untuk menggambarkan permukaan bumi dalam bidang datar, dengan tingkat
kesalahan yang sekecil mungkin. Pengubahan globe menjadi peta ini menggunakan
teknik proyeksi peta.
5. Kemiringan sumbu bumi
(globe) dan Iklim
Kemiringan sumbu bumi (globe) terhadap
garis peredaran semu matahari yang sebesar 661/2°
mengakibatkan kutub utara dan kutub selatan secara bergantian menghadap ke
matahari selama 6 bulan.
Kemiringan sumbu bumi (globe) tersebut
menimbulkan pengaruh terhadap kedaan geografis di muka bumi sebagai berikut:
- Pada tanggal 21 Maret
Posisi matahari tepat di atas ekuator.
Semua tempat di bumi mengalami panjang siang dan malam yang sama. Lingkaran
batas bayangan dari kutub membagi garis-garis lingkaran lintang atas dua bagian
yang sama.
- Pada tanggal 21 Juni
Pada saat ini kutub utara bumi menghadap
ke arah matahari. Akibatnya lingkaran batas bayangan berada sejauh 231/2° dari
kutub utara, sehingga posisi matahari tepat berada di garis balik utara
matahari. Daerah di lingkaran kutub utara mendapat sinar selama 24 jam (sehari
penuh), sedangkan di lingkaran kutub selatan berada dalam bayangan. Pada saat
itu kutub utara mengalami siang terus menerus, sedangkan di kutub selatan
matahari tidak terbit atau malam terus menerus.
- Pada tanggal 23 September
Posisi matahari kembali tepat di atas
ekuator. Semua tempat di bumi mengalami panjang siang dan malam yang sama.
Keadaannya persis seperti tanggal 21 Maret.
- Pada tanggal 22 Desember
Matahari tepat berada di garis balik
selatan (topic of capricorn). Kutub selatan bumi menghadap matahari. daerah di
lingkaran kutub selatan mendapat sinar selama 24 jam (sehari penuh), sedangkan
di lingkaran kutub utara berada pada bayangan
.
KESIMPULAN
Materi buku kartografi ini masih sangat
terbatas, penulis sengaja menampilkan gambar-gambar dan peta dengan maksud
untuk menunjukan kepada para mahasiswa tentang kartografi yang dipakai dalam
era sekarang ini. Untuk memahami kartografi harus lebih banyak praktikumnya,
karena kalau hanya dengan teori, gambar dan peta, tidak akan dapat memahaminya.
Oleh karenanya penggunaan buku ini harus didampingi oleh tutor dengan maksud
pemahaman pada latihan-latihan.
http://fis.um.ac.id/rudi-geografi/2010/11/18/kartografi-dasar/
Diposkan
oleh Grojogan Sewu
Yahoo News: Top
Stories